Aji Mumpung

....Mumpung orang tua masih hidup, mari kita tunda kesenangan kita demi kebahagiaan mereka, mumpung kita punya kesempatan dan peran, mari kita berbuat sesuatu untuk lingkungan demi kehidupan yang bermakna

Banyak orang disekitar kita baik internal maupun eksternal yang secara tidak sadar atau tidak, memanfaatkan kekuasaan, kedudukan atau posisinya untuk keuntungan pribadi atau kelompok kecilnya. Cara mereka beragam rupa :

• Ada yang mumpung mengutamakan handai taulan
• Ada yang mumpung dengan alasan kapan lagi, selagi ada kesempatan
• Ada pula yang mumpung dalam proses kedinasan, kepentingan pribadi ditumpangkan dan diutamakan.
• ada lagi yang memanfaatkan kebaikan atasan, dengan kesadaran atau untung - untungan, siapa tahu sesuai dengan harapan.
• Ada juga yang jeli mumpung keadaan sedang tak berketentuan. Menumpangkan kepentingan dengan harapan muncul kembali peluang jabatan yang menguntungkan, demi itulah maka "segala cara harus dihalalkan".

Banyak cara lain untuk "Mumpung", tapi kita sudah sepakat untuk tidak berteman dengan kata "Mumpung". Kita telah pula sepakat tidak menggunakan standart ganda : saya boleh, orang lain tak boleh; saya tidak apa - apa, orang lain apa - apa; saya tak wajib, orang lain wajib.

Kita semua boleh, atau kita semua tidak boleh; kita semua apa - apa, atau kita semua tidak apa - apa; kita semua wajib, atau kita semua tidak wajib. Kita semua wajib menganut ilmu mumpung hanya untuk hal - hal tertentu semacam ini : mumpung orang tua masih hidup, mari kita tunda kesenangan kita demi kebahagian mereka; mumpung kita punya kesempatan dan peran mari kita berbuat sesuatu untuk lingkungan demi kehidupan yang bermakna; mumpung kita punya kemampuan mari kita menolong sesama yang kemampuannya kurang atau bahkan tanpa kemampuan.